Gunung Api di Indonesia: Dekah Dalam Dunia Vulkanologi
Indonesia terletak di batas antara dua lempeng tektonik yang sangat aktif, yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Australia. Hal ini membuat Indonesia rentan akan gempa bumi dan erupsi gunung berapi secara keseluruhan. Salah satu contoh gunung api yang paling terkenal di Indonesia adalah Krakatau.
Sejarah Erupsi Krakatau
Pada tahun 1883, Krakatau meletus dalam skala 7 pada Skala Volkanik (Volcanic Explosivity Index – VEI). Pencapaian ini membuatnya menjadi salah satu erupsi gunung berapi yang paling besar sepanjang sejarah. Suhu panas yang dihasilkan dari erupsi Krakatau itu hingga mencapai 35.000°C, sehingga sangat menghanguskan.
Pengaruh Geologi pada Gunung Api
- Gunung api di Indonesia terbentuk karena aktivitas pergerakan lempeng tektonik yang menyebabkan perubahan tekanan dan suhu bawah tanah.
- Tekanan dan suhu yang meningkat di dalam bumi menyebabkan magma keluar dan menghasilkan gunung berapi.
Contoh lain dari pengaruh geologi pada gunung api adalah Gunung Merapi. Pada tahun 2010, Gunung Merapi meletus dengan tingkat kekuatan 4 pada Skala Volkanik (Volcanic Explosivity Index – VEI). Erupsi ini menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di sekitarnya.
Pengaruh Klimat Terhadap Gunung Api
- Kelembaban udara yang tinggi dapat memperkuat erupsi gunung berapi, sehingga meningkatkan tingkat kekeruhan dan kehangusan.
- Pengaruh perubahan suhu global pada cuaca dapat mempengaruhi aktivitas gunung api, dengan beberapa gunung berapi menjadi lebih aktif ketika cuaca menjadi lebih panas dan kering.
Contoh lain dari pengaruh klimat terhadap gunung api adalah Gunung Sinabung di Sumatera. Pada tahun 2010, Gunung Sinabung meletus dengan tingkat kekuatan 4 pada Skala Volkanik (Volcanic Explosivity Index – VEI). Pada saat itu, cuaca di sekitar gunung berapi menjadi lebih panas dan kering sehingga meningkatkan aktivitas erupsi.
